Akhir-akhir ini lagi marak sama yang namanya One Day One Juz atau yang mungkin kita sering denger ialah 'ODOJ'. Sempat terpikir bisa atau tidak sehari baca 1 Juz, sedangkan biasanya yang saya lakukan selepas sholat hanya satu sampai dua lembar. tapi kalo lagi kepepet ya selembar cukup deh, jangankan selembar bahkan terkadanga setengah lembar. Begini deh efek sudah dikuasai oleh kesibukan dunia, Astagfirullah. . .
Lagi-lagi kabar di twitter lagi booming-boomingnya sama yang namanya ODOJ. Sewaktu bulan suci ramadhan, mama biasa menyuruhku diawal hari pertama puasa "kak, bulan puasa khataman Qur'an yuk!!" nah, kenapa kalau lagi bulan ramadhan kok bisa sampai 1 juz bahkan lebih, tapi kalau lagi hari-hari kuliah begini untuk mencapai 1 juz aja lamanya bukan main. Sewaktu itu saya teringat akan suatu momen dimana ada salah satu akun twitter anonymous meretweet salah satu followernya. Admin tersebut berkata "Hayoooo, hari ini sudah dapat berapa juz?" saya pun terkaget-kaget ada yang berkata sudah 3juz, Whatttt?? Ini baru hari pertama puasa tapi beliau sudah bisa mencapai juz yang menurut saya sudah cepat sekali. Hemm tapi kalau diingat-ingat akan cerita rasulullah dahulu, banyak anak muda yang bahkan bisa khatam Al-Qur'an dalam waktu satu minggu. Sungguh luar biasa, andai saja remaja jaman sekarang begitu. Mungkin diantara kita (termasuk saya) lebih anteng didepan laptop atau depan gadget cuma buat liat timeline dari akun media sosial. Padahal kalau dipikir-pikir kelak di yaumil akhir Allah gak akan nanya seberapa sering kamu update status. Selain itu, Allah juga gak akan nanya sudah berapa banyak follower kamu di twitter. Begini lah kalau media sosial tidak kita gunakan dengan sebijak-bijaknya. Saya setuju dengan adanya program ODOJ, bahkan ada group whatsapp yang memfasilitasi setor juz perharinya.
Mulanya saya merasa berat sekali menjalani hal ini, bayangkan minimal saya selepas sholat saya harus membaca 3-4 lembar. Belum lagi di tambah dengan kesibukan yang ada yang mengharuskan saya kesana kemari. Tapi, jika dipikir dengan logika kenapa saya mampu menyelesaikan tugas-tugas dan kegiatan yang ada tapi saya nggak mampu baca AlQur'an 1 juz dalam sehari. "Man, yang penting mah continue kalau amalan. Jangan sekaligus banyak tapi ujung-ujungnya ditinggalin. Istiqomah yang penting mah" Nah lho ada aja kan bisikannya kalau kita mau mengarah ke arah yang lebih baik. Setidaknya memang terasa berat, tapi lagi-lagi hashtag semangatnya manda adalah 'Kalau kebaikan emang harus dipaksa. kalau engga hal buruk lah yang akan mengisi dan menggantikan posisi kebaikan tersebut', dengan modal yakin dan optimis saya coba lakukan ODOJ tersebut. Alhasil, yang tadinya bingung mau ngapain akhirnya buru-buru ambil air wudhu buat lanjutin ayat-ayat yang tersisa. yang tadinya waktu kosong buat santai-santai akhirnya dipakai lagi buat ngelanjutin bacaan. Nah, yang tadinya kalau macet bete sendiri mau ngapain, belum lagi kalau cuaca mendukung buat kipas-kipas, lagi-lagi hal senggang itu saya isi dengan menyelesaikan tilawah saya. Terkesan maksa? Ya, itu perasaan yang wajar di awal waktu, Tetap optimis kalau Allah serba tau apa usaha yang sudah kita coba lakukan.
Ini rumus melawan kemalasan :
Bermula dari 'terpaksa', jangan berhenti maka rasa terpaksa itu akan beruah jadi 'kebiasaan', walaupun banyak yang bilang "ah kalau ibadah cuma karena kebiasaan, gak dapet dong feelnya karena semua yang dilakuin karena atas dasar kebiasaan. Lho kalau kita sudah terbiasa olah raga yang pada akhirnya apa yang kita lakukan membuat efek tubuh kita sehat, kenapa juga kita harus diem yang pada akhirnya malah buat tubuh sakit. iya enggak? biarlah hal itu tumbuh dari dalam diri kita. Nah, hal yang semula kita anggap cuma suatu kegiatan atau daily activity maka hal tersebut akan berubah jadi 'kebutuhan', ya iyalah yang tadinya biasa olah raga trus enggak olahraga pasti badan akan terasa sakit atau pegal-pegal, maka si pelaku akan melanjutkan kebiasaannya tersebut menjadi sebuah kebutuhan. Step akhir ketika seseorang sudah merasa hal tersebut menjadi kebutuhan, maka akhirnya ia akan merasakan bahwa apa yang ia lakukan adalah sebuah 'kenikmatan'. Gampang kan??? Ah gampang kalau cuma ngomong doang, siapa bilang? justru kalau ngomong doang akan terasa susah, kenapa? karena kita udah keduluan mikir kalau hal yang mau kita lakukan terasa berat. Jadi, LAKUKAN dan kalian lah yang akan merasakan manfaatnya. Sibukan diri dengan hal yang positif, karena dengan begitu hal positif sendiri lah yang akan mengisi hari-hari anda. Semangat!!!!
Wassalamu'alaykum wr wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar