Sabtu, 28 Desember 2013

Konfigurasi Static Routing via interface

Assalamu'alaykum wr wb

Pada pembahasan kali ini kita akan mencoba membuat konfigurasi dasar mengenai routing statis pada Cisco. Routing statis adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statik yang di setting secara manual oleh para administrator jaringan atau yang biasa kita dengan admin. Routing static pengaturan routing paling sederhana yang dapat dilakukan pada jaringan komputer. Jadi, ada dua macam jenis routing yaitu routing statis dan dinamis.  Menggunakan routing statik murni dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap entri dalam  forwarding  table  di  setiap router yang berada di jaringan tersebut.

nah, pada router terdapat table routing yang berarti table yang memuat seluruh informasi IP address dari interfaces router yang lain sehingga router yang satu dengan router lainnya bisa saling berkomunikasi. Jadi, router hanya tahu cara menghubungkan nertwork atau subnet yang terubung langsung dengan router tersebut. Router tidak akan mengenali network atau subnet yang tidak berhubung dengan router tersebut, sebab itu diadakan routing, agar network  yang tidak saling terhubung dapat saling berkomunikasi. Jika kalian ingin mengikuti sertifikasi ujian Cisco khususnya CCNA, kalian diharapkan untuk mengetahui cara mengkonfigurasi rute statis melalui salah satu metode yang tersedia di Cisco IOS. Biasanya pada segmen ini kita akan diberikan waktu kira-kira sekitar 15 menit untuk menyelesaikannya

Sebelum masuk ke pembahasan yang lebih dalam, buatlah topologi seperti gambar dibawah ini dengan menggunakan packet tracer, bagi yang belum punya bisa di download disini. Gunakan kabel cooper straight-through untuk menghubungkan router ke switch.


Langkah 1 :
konfihgurasi hostname pada setiap router dan switch sesuai dengan gambar diatas R1, R2 dan SW-1. Masuk ke CLI dan lakukan perintah dibawah ini :


sekarang nama router telah berubah menjadi R1, lakukan perintah tersebut pada R2 dan juga SW-1.

Langkah 2 :
Konfigurasi SW-1 sebagai VTP server dan konfigurasi VLAN 10 yang kita berikan nama Statis. Setelah itu tetapkan interface Fa0/1 dan Fat0/2 pada VLAN tersebut. VTP merupakan fitur Layer 2 yang terdapat pada jajaran switch Cisco Catalyst, yang sangat berguna terutama dalam lingkungan switch skala besar yang meliputi beberapa Virtual Local Area Network (VLAN). Yang ciptain ini cisco, tapi bukan property (hak milik). Ketika switch kita jadikan sebagai VTP SERVER, berarti semua switch lain akan mengupdate dirinya sendiri dan melakukan layaknya “benchmarking” atau standarisasi dengan Server. Jadi, kita gak perlu setting VLAN lagi di switch ketika kita baru beli atau jika kita ingin menambah switch ke infrastruktur network yang kita buat.

Setelah itu lakukan verifikasi VLAN yang telah kita buat dengan melakukan perintah dibawah ini, tanda yang bergaris merah menandakan bahwa VLAN yang telah kita buat telah aktif 



Langkah 3 :
Kita akan mengkonfigurasi alamat IP 172.27.32.1/19 pada R1 dan alamat IP 172.27.32.2/19 dan pada  R2 di interface Fa0/0 pada masing-masing router.Selain itu mengkonfigurasi interface Loopback pada R1 dengan alamat IP yang tercantum dalam topologi diatas.

Pada langkah 3 kita akan memasukan IP Address yang telah ditentukan dengan menggunakan perinta IP Adress (alamant IP) (Subnet), seperti yang tertera pada gambar diatas. Jangan lupa tuliskan perinta No Shutdown untuk menyalakan port tersebut. Karena R1 hanya memiliki interface Fa0/0 maka selesai sudah konfigurasi alamat IP pada R1. Sekarang kita lanjutkan pada R2, lakukan perintah pada R2 seperti pada R1 diatas, namun alamat IP nya saja yang berbeda menjadi 172.27.32.2/19.


Gambar diatas menunjukan bahwa interface Fa0/0 telah disetting dengan IP Adress 172.27.32.1 Coba laukan test ping dengan IP yang ada di R2

Jika sudah berhasil ping ke jaringan yang ada di R2, langkah selanjutnya adalah mengatur IP Loopback pada setiap router. 

PERHATIKAN!!! Tanda yang disilang merah menandakan bahwa perintah yang dimasukan salah. Kenapa?? Seharusnya sebelum alamat IP, masukan perintah IP Address. Jadi, selain kita memahami apa yang kita config, jangan lupa untuk lebih teliti dalam penulisan. Jika pada saat melakukan konfigurasi kita lupa perintah apa selanjutnya, kita dapat menggunakan perintah tanda tanya (?) di akhir perintah.
Jika sudah, maka lakukan perintah show interface untuk mengecek apakah IP Loopback yang tadi kita buat telah aktif atau belum.

CATATAN: Secara default, Loopback interface akan diaktifkan setelah kita konfigurasi. Oleh karena itu, untuk mengatur IP Loopback tidak seperti IP Address yang pada umumnya kita harus mengetikkan perintah No Shutdown untuk mengaktifkan.

Langkah 4 :
Konfigurasi routing statis melalui interface Fa0/0 pada R2 ke semua subnet dikonfigurasi pada Alamat loopback dikonfigurasi pada R1. Verifikasi konfigurasi rute statis yang telah kita buat. Ping setiap antarmuka Loopback  pada R1 dari R2 untuk memvalidasi rute statis yang telah kita buat.
untuk memastikan apakah alamat alamat IP loopback tersebut telah menggunakan static route seperti yang telah kita buat, maka lakukan test berikut!!!

setelah itu seperti biasa lakukan test ping pada alamat IP Loopback yang telah kita buat. 


Semoga bisa bermanfaat, tetap semangat dan jangan pernah berhenti untuk mencoba :)

Tidak ada komentar: