(Lanjutan part2)
Oh iya, perkenalkan namaku Ranum. Aku salah satu
mahasiswi di universitas negeri ternama di negeri ini. Keseharianku aku
aktif dalam organisasi manapun baik intern maupun ekstern kampus. Selain
itu aku mengisi kekosongan hari-hariku dengan mengajarkan anak-anak
remaja di sekolah luar biasa di kota sebrang. Hemm . . cukup lumayan
jauh dari rumahku, namun pekerjaan ini membuatku nyaman dan membuatku
lebih bermanfaat ketimbang aku habiskan waktuku di mall dengan
teman-teman sebayaku. aku anak semata wayang. Aku hampir sama dengan lala, sama-sama ditinggal pergi oleh ibuku. Ya, kuharap ibuku sudah tenang disisi Allah dan mendapat tempak yang indah. Kini aku hanya punya seorang ayah yang sangat ku cinta. Ayahku mempunyai perusahaan kain ternama di negeri tercinta ini. Biasanya ia habiskan hari-harinya di lapangan. Aku sadari betul, ia lakukan semua itu demi menghidupiku dan untuk menyelesaikan studi-ku. 2tahun rasanya aku merasakan kehilangan sosok ibu yang selalu ku jadikan tempat cerita. Ibuku bagai pelita dalam hidupku, rasanya disaat penulisan akhir ini ingin ku paparkan semua yang ada dalam hatiku. Namun, Allah begitu menyayanginya. Sangat terlalu cepat bagiku kehilangan ibu. Rasanya aku belum sempat membalas semua kebaikan yang telah ibu lakukan padaku. Kini aku tak boleh meratapi kesedihanku, sungguh bukanlah sikap seorang muslimah yang baik jika aku melakukan hal itu. Yang terpenting adalah do'a yang harus ku panjatkan untuk sang ibu tercinta. Semoga kelak aku dapat mencontoh teladan yang telah ibu berikan di keluarga mungil ini.
Tak terasa waktuku tinggal 3 bulan lagi untuk menyelesaikan thesis ku ini. Pikiranku tak menentu, bingung rasanya harus berbuat apa. Dosen pembimbingku tak kunjung jua memberikanku Acc untuk melanjutkan penulisan ini ke BAB selanjutnya. Tapi aku tak boleh menyerah, sungguh garis finish itu sudah ada di depan mataku. Ku coba temui hari demi hari diruangannya yang selalu sepi. Harapan selalu kuberikan, berharap ia datang dan menandatangani tumpukan-tumpukan kertas yang kubawa. Hingga pada akhirnya hari ini adalah H-1 bulan. Semua teman-temanku sudah daftar sidang. Bagaimana ini?? Aku harus menyelesaikan di tahun ini. Aku nggak boleh terlambat apalagi sampai mengulang ditahun selanjutnya. Berbagai upaya ku lakukan, dan alhasil H-2 minggu ku dapatkan goresan tanda tangan itu. Rasa syukur yang ada dalam hati ini sudah tak bisa lagi ku katakan. Ingin rasanya bertemu lala sebagai tanda terimakasih karena telah menjadi inspirasiku dalam penulisan ini.
Alhamdulillah !!!! Sidang berjalan lancar dan aku dinyatakan LULUS dengan hasil yang baik dan gelar ini ku dapatkan juga. Bagiku gelar bukanlah segalanya, namun cukup melihat ayah tersenyum gagah di podium itu melihat aku berdiri dengan cantik memakai kebaya indah ini sudah cukup bagiku untuk membalas jerih payah yang ia lakukan untukku. Bagiku, tak ada yang paling membahagiakan kecuali melihat ayah tersenyum bahkan menangis bangga melihat aku.
Hey mentari, inilah pelangi indah yang ku persembahkan khusus untuk ayahku tercinta. tetaplah menjadi pelangi yang indah dalam hidupku. Ku percaya engkau selalu hadir disaat aku merasa mendung itu datang. Senja selalu setia dalam menunggu kedatanganmu. Biar rasa ini menjadi saksi dimana engkaulah salah satu alasanku untuk berjuang. Pelangi yang tak pernah padam, pelangi yang selalu memberikan warna-warni ditengah mendung datang. Dan berjanjilah, tetaplah menjadi pelangi terindah didalam hidupku :)
kini tiba saatnya . . . . .
kini tiba saatnya . . . . .
-bersambung-